19.11.25

X APHP3 - Bukan Cuma Soal Koding! Ini Cara Jago "Berpikir Komputasional" ala Jurusan APHP SMKN 1 Kedawung


 Halo, Sobat Guru Basuki! Apa kabar hari ini? Semoga semangat belajarnya masih menyala-nyala, ya!

Hari ini Pak Basuki mau bahas satu istilah yang kedengarannya "berat" dan "IT banget", yaitu Berpikir Komputasional atau Computational Thinking.

Pasti kalian mikir gini: "Lho, Pak? Kita kan anak APHP (Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian), urusannya sama tepung, oven, dan fermentasi. Ngapain belajar mikir ala komputer?"

Eits, tunggu dulu. Berpikir Komputasional itu bukan berarti kalian harus jadi ahli coding atau ngomong sama laptop seharian. Ini adalah tentang cara berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan cerdas, rapi, dan efektif.

Kalian tahu nggak? Sebenarnya anak-anak APHP di SMKN 1 Kedawung itu jagonya Berpikir Komputasional, lho! Nggak percaya? Mari kita bedah satu-satu menggunakan 4 jurus utamanya: Decomposition, Pattern Recognition, Abstraction, dan Algorithm Design.

Simak baik-baik, ya!


1. Decomposition (Pemecahan Masalah)

Bahasa gampangnya: "Jangan panik, pecah aja masalah gedenya jadi potongan kecil."

Bayangkan Unit Produksi (UP) sekolah kita dapat pesanan 500 bungkus Roti Manis untuk acara sekolah besok pagi. Kalau kalian cuma lihat angka "500"-nya, pasti langsung pusing dan mau pingsan.

Nah, Decomposition mengajarkan kita untuk memecah tugas raksasa itu menjadi bagian-bagian kecil yang bisa dikerjakan, misalnya:

  • Tim A: Menimbang bahan (Tepung, gula, ragi).

  • Tim B: Mixing adonan sampai kalis.

  • Tim C: Proofing (fermentasi) dan moulding (pembentukan).

  • Tim D: Bagian oven dan pengemasan.

Dengan memecah masalah besar menjadi tugas-tugas kecil, pesanan 500 roti tadi jadi terasa ringan dan masuk akal untuk diselesaikan. Itu namanya Decomposition!

2. Pattern Recognition (Pengenalan Pola)

Bahasa gampangnya: "Belajar dari pengalaman yang udah-udah."

Pernah nggak kalian bikin donat kentang, tapi hasilnya bantat atau malah berminyak banget? Di percobaan berikutnya, kalian pasti mikir, "Wah, kemarin bantat gara-gara raginya mati karena airnya kepanasan," atau "Kemarin berminyak karena apinya kekecilan."

Di jurusan APHP, kemampuan melihat "pola" ini penting banget. Misalnya saat praktik pembuatan Susu Kedelai:

  • Polanya: Kalau perendaman kedelai kurang dari 4 jam, rasa langu masih kuat. Kalau air terlalu banyak, rasanya hambar.

  • Solusinya: Karena sudah tahu polanya, besok kalau bikin lagi, kalian otomatis akan merendam minimal 6 jam dan menakar air dengan presisi.

Kalian mengenali tren dan data masa lalu untuk memprediksi keberhasilan di masa depan. Keren, kan?

3. Abstraction (Abstraksi)

Bahasa gampangnya: "Fokus ke yang penting-penting aja, yang nggak penting buang!"

Abstraksi itu seni mengabaikan detail yang nggak relevan supaya kita bisa fokus ke solusi utama.

Contoh paling nyata di Lab APHP SMKN 1 Kedawung adalah saat kalian membaca Resep Standar.

Misalnya, kalian mau bikin Selai Nanas.

  • Yang PENTING (Abstraksi): Berat nanas bersih, jumlah gula, suhu pemasakan, dan tingkat kekentalan (viskositas).

  • Yang TIDAK PENTING: Nanasnya dipetik oleh petani bernama Pak Budi, atau warna keranjang nanasnya biru atau merah.

Dengan melakukan abstraksi, otak kalian nggak penuh dengan informasi sampah. Kalian jadi fokus ke inti masalah: Gimana caranya selai ini jadi, awet, dan enak.

4. Algorithm Design (Desain Algoritma)

Bahasa gampangnya: "Langkah-langkahnya harus urut, jangan loncat-loncat!"

Ini adalah inti dari segala inti anak APHP: SOP (Standard Operating Procedure). Algoritma itu simpelnya adalah langkah demi langkah yang logis untuk mencapai tujuan.

Coba bayangkan kalau kalian bikin Yoghurt tapi algoritmanya (urutan langkahnya) diacak:

  1. Masukkan bibit yoghurt.

  2. Baru susunya dipanaskan (pasteurisasi).

Apa yang terjadi? Bakterinya mati kepanasan! Gagal total.

Algoritma yang benar (Berpikir Komputasional) harusnya:

  1. Pasteurisasi susu.

  2. Dinginkan sampai suhu hangat kuku (sekitar 40-45 derajat Celcius).

  3. Baru masukkan bibit yoghurt (inokulasi).

  4. Inkubasi.

Kalau kalian sudah terbiasa mengikuti instruksi kerja (IK) di bengkel kerja APHP dengan disiplin, selamat! Kalian sebenarnya adalah programmer di dunia pangan.


Kesimpulan: Kalian itu Jenius!

Jadi, Berpikir Komputasional itu bukan cuma miliknya anak RPL atau TKJ. Kita di APHP SMKN 1 Kedawung Sragen justru mempraktikkannya setiap hari di dapur produksi.

  • Kita memecah pesanan besar (Decomposition).

  • Kita belajar dari kegagalan resep (Pattern Recognition).

  • Kita fokus pada takaran bahan (Abstraction).

  • Kita patuh pada langkah kerja/SOP (Algorithm Design).

Mulai sekarang, kalau ada masalah—entah itu soal pelajaran, organisasi, atau kehidupan—coba deh selesaikan pakai 4 jurus ini. Dijamin lebih enteng!


Gimana menurut kalian?

Pernah nggak sih kalian sadar kalau lagi masak itu sebenarnya lagi pakai logika komputer? Atau ada pengalaman seru waktu praktik di sekolah yang butuh "strategi" khusus biar nggak gagal?

Tulis pengalaman kalian di kolom komentar di bawah ya! Pak Basuki pengen denger cerita seru kalian.

Jangan lupa juga buat klik dan baca postingan Pak Basuki yang lain tentang tips-tips produktif di sekolah. Sampai jumpa di kelas!

Salam hangat,

Guru Basuki


28 komentar:

  1. artikel bagus, sy jg punya, mampir ya..

    BalasHapus
  2. Wah sangat keren dan bagus, jangan lupa mampir yaa!

    BalasHapus