Halo sobat Guru Basuki dan seluruh warga SMKN 1 Kedawung Sragen yang luar biasa! π
Sering nggak sih kalian dengar istilah "Berpikir Komputasional" atau Computational Thinking? Pasti yang terlintas di pikiran pertama kali adalah: "Ah, itu kan materinya anak RPL atau TKJ. Kita kan anak ATU (Agribisnis Ternak Unggas), urusannya sama kandang, pakan, dan vaksin!"
Eits, tunggu dulu. Itu salah besar, Sobat!
Berpikir komputasional itu bukan tentang jadi robot atau jago coding di depan komputer seharian. Ini adalah tentang pola pikir atau mindset dalam menyelesaikan masalah secara cerdas, efektif, dan sistematis. Percaya atau tidak, saat kalian sedang memelihara ayam pedaging (broiler) atau petelur di kandang praktik sekolah kita, kalian sebenarnya sedang mempraktikkan ilmu ini, lho.
Yuk, kita bedah satu per satu 4 pilar Berpikir Komputasional dengan gaya anak kandang ATU SMKN 1 Kedawung!
1. Decomposition (Penguraian Masalah)
Apa itu?
Ini adalah kemampuan memecah masalah yang besar dan rumit menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola.
Contoh Sehari-hari:
Bayangkan kamu mau makan ayam bakar utuh satu ekor. Nggak mungkin kan langsung ditelan bulat-bulat? Pasti dipotong dulu paha, dada, sayap, baru dimakan satu per satu.
Contoh di Jurusan ATU:
Misalnya, Pak Guru memberikan target: "Sukseskan Panen Ayam Broiler Periode Ini dengan Bobot Rata-rata 2 KG!"
Masalah ini terdengar besar. Tapi dengan Decomposition, anak ATU akan memecahnya menjadi fase-fase kecil:
Fase Persiapan (0 hari): Sanitasi kandang, cek pemanas (brooder), pasang tirai.
Fase Brooding (1-14 hari): Fokus manajemen suhu, pemberian vitamin, vaksin ND.
Fase Growing (15-25 hari): Pelebaran sekat, ganti jenis pakan.
Fase Finisher (26-Panen): Memaksimalkan bobot, manajemen ventilasi supaya tidak heat stress.
Dengan memecahnya, tugas "Panen Sukses" jadi terasa lebih masuk akal dan bisa dikerjakan, kan?
2. Pattern Recognition (Pengenalan Pola)
Apa itu?
Kemampuan melihat persamaan atau pola dari pengalaman masa lalu untuk memprediksi apa yang akan terjadi atau menyelesaikan masalah saat ini.
Contoh Sehari-hari:
Kalau langit mendung gelap dan angin kencang, kamu pasti bawa jas hujan karena polanya menunjukkan sebentar lagi hujan.
Contoh di Jurusan ATU:
Saat kalian masuk kandang praktik SMKN 1 Kedawung, kalian mendengar suara "ngorok" (snoring) dari sekumpulan ayam.
Otak kalian langsung bekerja mengenali pola:
"Dulu waktu periode lalu, kalau ayam ngorok dan matanya berair, itu gejala CRD (Chronic Respiratory Disease)."
"Pola lainnya: ini terjadi biasanya pas musim pancaroba atau saat litter (sekam) terlalu lembap."
Karena sudah mengenali pola ini, kalian nggak perlu panik menebak-nebak. Kalian langsung tahu solusinya: Cek kelembapan sekam, perbaiki sirkulasi udara, dan konsultasi ke guru pembimbing untuk pemberian obat herbal atau antibiotik yang tepat.
3. Abstraction (Abstraksi)
Apa itu?
Fokus hanya pada informasi yang penting saja dan mengabaikan detail yang tidak relevan. Ini supaya kita nggak pusing sama hal-hal remeh.
Contoh Sehari-hari:
Saat melihat peta lokasi hajatan, kamu cuma butuh info nama jalan dan belokan. Kamu nggak butuh info berapa jumlah pohon pisang di pinggir jalan itu, kan?
Contoh di Jurusan ATU:
Saat kalian menghitung FCR (Feed Conversion Ratio) untuk laporan usaha.
Rumus FCR kan: Jumlah Pakan yang Dihabiskan (kg) ÷ Total Bobot Daging (kg).
Di sini kalian melakukan Abstraksi. Kalian HANYA fokus pada data berat pakan dan berat ayam.
Kalian MENGABAIKAN detail yang tidak penting seperti:
Siapa nama siswa yang memberi pakan tadi pagi.
Warna tempat pakannya merah atau kuning.
Ayamnya galau atau nggak.
Dengan membuang informasi yang tidak perlu, kalian bisa cepat mengambil keputusan: "Wah, FCR-nya 1.8, padahal target 1.6. Berarti ada pakan yang terbuang, nih!"
4. Algorithm Design (Desain Algoritma)
Apa itu?
Membuat langkah-langkah atau urutan instruksi yang jelas (step-by-step) untuk menyelesaikan masalah. Kalau langkahnya diikuti siapa saja, hasilnya pasti sama.
Contoh Sehari-hari:
Resep membuat mie instan. Rebus air > masukkan mie > tuang bumbu > aduk > sajikan.
Contoh di Jurusan ATU:
Ini paling sering kalian lakukan lewat SOP (Standard Operating Procedure) Biosecurity masuk kandang di SMKN 1 Kedawung.
Algoritmanya harus urut, tidak boleh loncat:
Langkah 1: Lepas sepatu luar di batas suci/kotor.
Langkah 2: Celupkan kaki ke bak disinfektan.
Langkah 3: Cuci tangan dengan sabun.
Langkah 4: Pakai sepatu boot khusus kandang dan wearpack.
Langkah 5: Masuk ke area produksi.

Kalau algoritmanya diacak (misal: masuk kandang dulu baru celup kaki), sistem pertahanan penyakit akan gagal total. Itulah kenapa anak ATU harus disiplin pada algoritma!
Kesimpulan
Nah, gimana sobat Guru Basuki? Ternyata tanpa sadar anak-anak Jurusan ATU di SMKN 1 Kedawung Sragen sudah menerapkan Computational Thinking setiap hari di kandang!
Jadi, berpikir komputasional itu bukan cuma milik anak komputer. Sebagai calon pengusaha agribisnis masa depan, kemampuan memecah masalah (Decomposition), melihat tren penyakit (Pattern Recognition), fokus pada profit (Abstraction), dan kerja sesuai SOP (Algorithm) adalah kunci sukses kalian.
Tetap semangat belajar dan merawat ternaknya ya, Gaes!
Punya pengalaman unik soal "Pecah Masalah" di kandang? Atau punya algoritma racikan pakan sendiri? Tulis di kolom komentar di bawah ya! π

Keren banget,jangan lupa mampir
BalasHapusKERENNNNNN JANGAN LUPA MAMPIR DI BLOK SAYA
BalasHapusKERENNNN MAMPIRR BANGGGG
BalasHapusJOSSSSS
BalasHapusmantap pak jgn lupa mampir
BalasHapusjosjiss
BalasHapusbagussssssssss mampir pak jangan lupa
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusbagus, jangan lupa mampirrrrrrrrr
BalasHapusMIE AYAM SATU, BTW MAMPIR YAA
BalasHapusMampir pak,josjis
BalasHapusgacor BANG jagan lupa mampir
BalasHapusmampirrrrr
BalasHapusmampir pakk
BalasHapusbagus man
BalasHapusjosjis pak jangan lupa mampir
BalasHapusBagus pakkkkk
BalasHapuskelasz kingπππ
BalasHapuskeren pak
BalasHapus